Minggu, 27 Januari 2013

Manfaat Air Pegunungan bagi Kesehatan

Persediaan Air di Indonesia

Air sangat penting bagi kehidupan. Kita membutuhkan air untuk minum, mencuci tangan, memasak makanan, menyiram tanaman, dan masih banyak lagi. Sayangnya, kebutuhan air yang begitu penting kini seringkali tidak tercukupi. Di Indonesia, terutama Jakarta, jumlah penduduk setiap tahunnya terus bertambah sedangkan jumlah pasokan air bersih sangat terbatas. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya krisis air bersih, terutama di kalangan masyarakat menengah ke bawah.

Beberapa bulan lalu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis data bahwa pada tahun 2020, Indonesia akan mengalami krisis air akibat kerusakan lingkungan dan pertambahan penduduk yang semakin pesat. Bahkan, karena terlalu banyaknya penduduk di kota Jakarta, PAM Jaya telah berencana menggunakan air sungai Jakarta untuk memenuhi kebutuhan air minum warga Jakarta. Empat sungai yang akan dipakai sebagai sumber air antara lain Banjir Kanal Barat, Kali Krukut, Jembatan Besi, dan Cengkareng Drain. Direktur Utama PAM Jaya, Mauritz Napitupulu, pada akhir tahun 2011, menyatakan penggunaan air sungai tersebut terpaksa dilakukan untuk menutupi kebutuhan harian warga Jakarta sebesar 26 meter kubik per detik pada tahun 2015. PAM Jaya berencana menggunakan teknologi ultrafiltrasi untuk menyuling air sungai tersebut.

Walaupun PAM Jaya menjamin kualitas air hasil sulingan, tetapi apakah kita bersedia menjadikannya sebagai sumber air minum ketika kita membayangkan banyaknya sampah dan limbah lainnya di sungai tersebut. Belum lagi, mesin tersebut masih dioperasikan oleh manusia sehingga memungkinkan terjadinya kelalaian pada proses penyulingan. Akibatnya, air yang kita minum mungkin saja mengandung logam berat dan zat-zat beracun, seperti deterjen. Jika kita tidak menginginkan terjadinya hal di atas, maka kita perlu mencegah terjadinya krisis air minum dimulai dari sekarang. Upaya penting yang dapat kita lakukan adalah menjaga sumber utama air minum yang memang sudah terbukti aman bagi tubuh sampai saat ini, yaitu mata air pegunungan.

Mata Air Pegunungan                                        

Manusia membutuhkan air bersih dari tanah untuk dikonsumsi. Akan tetapi, tidak semua sumber air tanah layak untuk dikonsumsi. Sampai saat ini, sumber air tanah terbaik untuk konsumsi adalah mata air yang terdapat di pegunungan vulkanik. Hal ini dikarenakan mata air pegunungan vulkanik relatif terbebas dari pencemaran, mengandung berbagai mineral alami yang aman bagi tubuh, serta memenuhi ketiga syarat karakteristik sumber air tanah yang baik.

Untuk menentukan sebuah sumber air tanah layak untuk dikonsumsi atau tidak, kita perlu melihatnya dari tiga sisi, yaitu kualitas, kuantitas, dan kontinuitas. Dari sisi kualitas, sumber air tanah harus baik secara fisik, kimiawi, dan biologis. Secara fisik, air tersebut tidak boleh berbau, berasa, berwarna, dan keruh. Secara kimiawi, air tersebut tidak boleh mengandung zat beracun dan logam berat, seperti merkuri, timbal, seng, dan perak. Sedangkan secara biologis, air tersebut tidak boleh mengandung mikroba, terutama bakteri Entamoeba coli. Sumber air tanah berasal dari lapisan air tanah dalam sehingga tidak memiliki hubungan dengan air permukaan tanah. Selain itu, lapisan air tanah dalam juga tidak terpengaruh oleh musim.

Dari sisi kuantitas, mata air pegunungan vulkanik juga memiliki cadangan air yang besar dan biasanya muncul sebagai mata air artesis. Mata air artesis adalah mata air yang terbentuk secara alami akibat tekanan hidrolik air tanah. Lapisan air yang dalam posisi tertekan menyebabkan air artesis berusaha untuk menembus lapisan rapat air dan keluar ke permukaan bumi sebagai mata air.

Dari sisi kontinuitas, curah hujan yang normal dan lingkungan yang kaya akan pepohonan di daerah pegunungan menyebabkan sumber air di daerah pegunungan dapat terus terjaga ketersediannya. Air hujan yang tertampung di permukaan tanah akan terinfiltrasi ke dalam sistem lapisan batuan vulkanik akibat gaya gravitasi.   

Kerusakan Sumber Mata Air Pegunungan

Indonesia berada pada daerah pertemuan tiga lempeng tektonik yang aktif, yaitu lempeng Pasifik, Eurasia, dan Indo-Australia. Tumbukkan ketiga lempeng tersebut menyebabkan terbentuknya rangkaian pegunungan vulkanik di Indonesia. Rangkaian sekitar 400 gunung vulkanik menjadikan Indonesia bagian dari Cincin Api Pasifik. Banyaknya gunung vulkanik tersebut membuat tanah Indonesia menjadi subur dan kaya akan mineral berharga.

Dengan kayanya potensi sumber air minum, maka seharusnya masyarakat Indonesia dapat mengonsumsi air minum dengan tenang tanpa perlu takut terjadinya krisis. Akan tetapi, kenyataan yang terjadi justru sebaliknya. Hal ini disebabkan hutan di gunung-gunung vulkanik seringkali dirusak oleh manusia secara liar demi kepentingan pribadinya (misalnya membuka area perkebunan yang baru, membangun daerah pemukiman, dan memproduksi kayu secara berlebihan). Padahal, hutan tersebut sangat penting untuk menjaga ketersediaan air tanah. Oleh karena itu, mulai saat ini, kita harus berani mengingatkan orang-orang di sekitar kita bahkan pemerintah untuk mulai menggalakan upaya pelestarian hutan, sehingga krisis air minum yang diperkirakan akan terjadi dalam beberapa tahun ke depan dapat terhindari.

Pentingnya Air Minum bagi Tubuh

Krisis air minum perlu dihindari mengingat berbagai peran pentingnya dalam tubuh. Air menyusun sekitar 60% tubuh manusia, 90% bagian paru-paru, 75% otot, 10% lemak tubuh, 22% tulang, dan 83% dari total volume darah. Berdasarkan studi, diperkirakan manusia hanya mampu bertahan beberapa hari tanpa mengonsumsi air. Berbagai penelitian berusaha menunjukkan keuntungan konsumsi air bagi tubuh manusia.

Peningkatan konsumsi air terbukti dapat meningkatkan fungsi ginjal dan pengeluaran zat-zat racun dari dalam tubuh. Ginjal berperan dalam pengeluaran racun dari tubuh melalui serangkaian mekanisme, meliputi filtrasi glomerular, sekresi tubular, dan serangkaian jalur metabolik lainnya. Peningkatan konsumsi air akan sebanding dengan pengeluaran natrium dari dalam tubuh. Pengeluaran natrium penting untuk menghindari terjadinya penyimpanan natrium berlebihan dalam tubuh sehingga menurunkan risiko hipertensi.

Peningkatan konsumsi air juga terbukti dapat menurunkan risiko obesitas. Konsumsi air sebelum makan terbukti akan membuat kita menjadi lebih cepat merasa kenyang dan menurunkan jumlah kalori yang diserap oleh tubuh. Inilah yang menyebabkan konsumsi air minum sangat disarankan bagi orang-orang yang sedang menjalani diet ataupun program penurun berat badan tertentu.

Secara kosmetik, konsumsi air juga membuat kulit semakin terlihat segar. Konsumsi air akan meningkatkan elastisitas kulit sehingga kulit tidak mudah keriput. Penelitian lain menunjukkan bahwa konsumsi 500 ml air akan meningkatkan aliran darah kapiler di lapisan kulit.

Konsumsi air juga sangat penting untuk memelihara fungsi otak kita. Di dalam otak, air akan mengisi ruang sempit antar sel-sel saraf (ruang ekstraseluler). Air sangat penting guna menjaga kestabilan ion-ion dalam ruang ekstraseluler. Ion-ion tersebutlah yang kemudian akan digunakan untuk merambatkan rangsang sepanjang sel saraf. Rangsangan yang dirambatkan dapat berasal dari luar ataupun dalam tubuh. Ketika otak kita kekurangan air, maka kerja otak pun akan terhambat dan kita menjadi sulit untuk berkonsentrasi.

Sumber:

http://www.nyu.edu/pages/mathmol/textbook/whatiswater.html

http://news.detik.com/read/2012/09/02/002401/2005317/10/indonesia-terancam-krisis-air-mega-ajak-masyarakat-lebih-peduli-lingkungan

http://news.detik.com/read/2011/09/07/174025/1717694/10/penuhi-kebutuhan-air-minum-pam-jaya-gunakan-air-sungai-jakarta?nd771104bcj

http://health.detik.com/read/2010/12/08/180925/1511915/763/sumber-air-minum-terbaik-ada-di-pegunungan-vulkanik?l771108bcj

Fadillah T. Mitigasi bencana gempa bumi di sekitar Sesar Lembang. Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi. Desember 2011; 6(3): 1-5

http://ga.water.usgs.gov/edu/propertyyou.html

Negoianu D, Goldfarb S. Just add water. J Am Soc Nephrol. 2008; 19: 1041-1048

Moghaddam MA, Ottersen OP. The molecular basis of water transport in the brain. Nature Reviews Neuroscience. 2003 December; 4: 991-1001

Kamis, 24 Januari 2013

Minum Air yang Cukup: Memelihara Perkembangan Otak Anak


Total air dalam tubuh dapat mengalami defisit (dehidrasi) akibat pengeluaran air yang berlebihan ataupun konsumsi air yang tidak adekuat. Dehidrasi dapat diklasifikasikan dalam tiga kelas, yaitu dehidrasi ringan, sedang, dan berat. Dehidrasi ringan ditandai dengan hilangnya 1-2% berat tubuh, dehidrasi sedang ditandai dengan hilangnya 2-5% berat tubuh, dan dehidrasi berat ditandai dengan hilangnya lebih dari 5% berat tubuh.1

Dehidrasi pada anak-anak Indonesia sangat mudah dijumpai. Anak-anak yang sedang bermain kerap kali sulit dikontrol sehingga jumlah pengeluaran air dalam bentuk keringat pun sangat tinggi. Tingginya pengeluaran air dari tubuh juga didukung oleh kondisi Indonesia yang cukup panas, terutama pada puncak musim kemarau.

Fungsi otak sangat dipengaruhi oleh homeostasis air. Sekitar 80% bagian otak tersusun atas air. Di dalam otak, ruangan antar sel-sel saraf (neuron) diisi oleh sel-sel glial, menyisakan hanya sedikit ruangan bagi cairan ekstraseluler. Bahan dasar bagi cairan ekstraseluler adalah air. Perubahan jumlah air dalam tubuh akan berdampak pada perubahan jumlah cairan ekstraseluler. Perubahan jumlah cairan ekstraseluler sedikit saja dapat mengakibatkan ketidakseimbangan konsentrasi ion di otak. Padahal, ion di otak sangat diperlukan dalam perambatan rangsang sepanjang sel saraf. Hal inilah yang menyebabkan kurangnya jumlah air dalam tubuh, termasuk dalam otak dapat mengganggu kerja otak secara langsung.2,3

Perkembangan otak berlangsung sejak dalam kandungan hingga akhir masa remaja. Perkembangan otak tercepat terjadi sejak lahir hingga anak-anak berusia 3 tahun. Jika terjadi gangguan otak pada masa anak-anak, maka otak tidak akan pernah mencapai tingkat kematangan maksimalnya walaupun sudah mencapai akhir masa remaja.4  

Penelitian pada sejumlah subjek yang dibiarkan kehausan selama 24 jam membuktikan bahwa dehidrasi derajat sedang (lebih dari 2%) dapat menyebabkan gangguan yang signifikan pada fungsi kognitif dan motorik, misalnya memori jangka pendek, diskriminasi perspektif, dan fungsi visual-motorik. Dari hasil penelitian juga ditemukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan jumlah air yang hilang antara laki-laki dan perempuan.1

Penelitian lain menunjukkan bahwa subjek yang masih muda dan sehat mempunyai kemampuan untuk beradaptasi terhadap berkurangnya jumlah air dalam tubuh yang bersifat lambat dan progresif. Kemunduran awal memori jangka pendek akibat dehidrasi akut dapat kembali ke keadaan semula 3,5 jam setelah diberikan air minum. Akan tetapi, kemampuan adaptasi ini tidak berlaku bagi anak-anak karena kehilangan air pada anak-anak umumnya bersifat cepat dan progresif, misalnya setelah bermain dalam waktu yang lama di lingkungan panas.5

Dari pembahasan di atas, kita dapat melihat betapa pentingnya air bagi perkembangan otak anak. Air juga berguna untuk menghindari terjadinya gangguan fungsi kognitif dan motorik, baik pada anak-anak maupun orang dewasa. Oleh karena itu, saya ingin mengajak teman-teman pembaca blog ini untuk mulai mengonsumsi air minum secara teratur, minimal 1,5 L atau sekitar 8 gelas setiap harinya.6 Teman-teman juga harus mulai mengingatkan orang-orang di lingkungan sekitar teman-teman, terutama anak-anak untuk selalu mengonsumsi air dalam jumlah yang cukup setiap harinya. Tentunya, air yang diminum tidak boleh sembarangan, haruslah air bersih yang memang layak untuk diminum. Jika ragu-ragu apakah air tersebut layak untuk minum atau tidak, teman-teman sebaiknya memilih air mineral yang memang sudah lolos uji atau terdaftar di BPOM RI.

Referensi:

1. Szinnai G, Schachinger H, Arnaud MJ, Linder L, Keller U. Effect of water deprivation on cognitive-motor performance in healthy men and women. Am J Physiol Regul Integr Comp Physiol. 2005 April 21; 289: 275-280
2. Moghaddam MA, Ottersen OP. The molecular basis of water transport in the brain. Nature Reviews Neuroscience. 2003 December; 4: 991-1001
3. Fowler JS, Volkow ND, Kassed CA, Chang L. Imaging the addicted human brain. Sci Pract Perspect. 2007 April; 3(2): 4-16
4. Johnson SB, Blum RW, Giedd JN. Adolescent maturity and the brain: The promise and pitfalls of neuroscience research in adolescent health policy. J Adolesc Health. 2009 September; 45(3): 216-221
5. Cian C, Barraud PA, Melin B, Raphel C. Effects of fluid ingestion on cognitive function after heat stress or exercise-induced dehydration. Int J Psychophysiol. 2001; 42: 243-251
6. EFSA Panel on Dietetic Products, Nutrition, and Allergies (NDA). Scientific opinion on dietary reference values for water. EFSA Journal. 2010; 8(3): 1459.

Senin, 21 Januari 2013

Spiritual Check-Up


Selamat memeriksakan diri kita masing-masing. Anggap saja seperti check-up ke dokter tiap bulan :)
 
Di dunia ini, hampir setiap orang pasti mengalami pergumulan dalam dirinya. Baik kaum muda maupun kaum tua berlomba-lomba untuk menemukan jati diri dan tujuan hidupnya. Untuk itu, mereka berusaha untuk menemukan sosok Tuhan yang selama ini mereka sembah. Demikian pula dengan umat Kristiani, banyak di antara kita yang merasa sudah menemukan tujuan hidup dengan melakukan segala perintah Tuhan. Tapi, apakah segala hal yang telah kita lakukan selama ini sudah berkenan kepada Tuhan? Apakah segala hal yang kita banggakan sudah sesuai dengan firman-Nya?  

Hal inilah yang juga menjadi pergumulan saya. Meskipun saya sudah mengenal Tuhan sejak kelas 5 SD, tapi saya masih belum bisa merasakan semangat Tuhan dalam diri saya. Jikapun ada, semangat itu tidak bertahan untuk waktu yang lama (bahkan mungkin paling lama hanya 1 bulan). Suatu saat, tanggal 11 Januari 2013, sekitar pk 15.45, saya diberikan buku yang berjudul “Spiritual Check-Up” oleh kakak KTB (kelompok tumbuh bersama) saya. Kebetulan dari tanggal 11-13 Januari, saya mempunyai kesibukan yang mengharuskan saya untuk bermalam di salah satu villa di Puncak. Sepanjang kesibukan tersebut, saya selalu berusaha untuk membaca buku ini. Kemudian, saya melanjutkan untuk membacanya kembali selama liburan saya di rumah. Buku ini memberi banyak perubahan dalam hidup saya karena materi di dalam buku ini banyak memberikan perspektif baru mengenai hidup seorang Kristen. Berikut ini adalah ringkasan yang saya coba buat dari buku tersebut. Tentunya akan lebih baik, jika kawan-kawan membaca buku tersebut secara keseluruhan. Saran dari saya, carilah tempat yang hening dan memungkinkan kita untuk berkonsentrasi saat membaca buku ini.

Bab I. Apakah Anda Haus Akan Tuhan?

Walaupun kita tidak merasakannya secara terus menerus, tetapi setiap jiwa pasti memiliki suatu kehausan. Entah sudah seberapa sempurnanya kita menurut orang lain secara fisik dan rohani, Tuhan tidak membuat kita merasa puas dengan keadaan kita yang sebenarnya.

Manusia biasa (yang belum bertobat) memiliki jiwa yang kosong. Tanpa Tuhan, mereka terus menerus mengejar sesuatu yang dapat mengisi kekosongan tersebut, seperti uang, seks, kekuasaan, dan hal duniawi lainnya. Beda halnya dengan manusia yang merasa haus dari jiwa yang kering. Jiwa yang kering berarti pernah mengalami “aliran-aliran kehidupan” dan menyadari ada sesuatu yang hilang. Mungkin rasa haus seperti ini yang paling banyak dialami oleh umat Kristiani. Sesungguhnya seperti yang Yesus katakan dalam Yohanes 4:14, bahwa, “Siapa saja yang minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya...” Selain itu, ada juga rasa haus dari jiwa yang puas. Tidak seperti jiwa yang kering, jiwa yang puas akan merasa haus akan Tuhan karena ia merasa puas akan Tuhan. Ia telah “mengecap dan melihat betapa baiknya Tuhan itu” (Mazmur 34: 9), dan rasanya begitu memuaskan sehingga ia ingin lebih.

Dahaga merupakan bagian rancangan Tuhan agar kita terus mengalami pertumbuhan jiwa. Lalu, bagaimana cara mempraktikannya? Beberapa langkah praktis untuk mendapatkan pemuasan dahaga antara lain:
1.      Merenungkan firman Tuhan
Banyak hal yang perlu kita pikirkan dalam otak kita, jika kita tidak menyerap beberapa di antaranya (hanya sekedar membaca firman Tuhan), maka semuanya itu akan sia-sia dan tidak ada yang akan mempengaruhi diri kita. Cara paling tepat untuk menyerapnya adalah dengan perenungan
2.      Menaikkan doa dari firman Tuhan
Sampai sekarang saya masih belum mempraktikan bagian ini. Akan tetapi, kita dapat mempraktikannya dengan berdoa menggunakan bagian Alkitab yang kita baca pada hari itu.
3.      Membaca karya penulis yang membuat jiwa kita merasa haus
Setelah membaca bagian dari Alkitab, kita juga dapat mencoba untuk membaca karya para penulis kristiani yang telah teruji oleh waktu.

Bab II. Apakah Anda Makin Dikuasai Firman Tuhan
Apakah kita pernah mendapati diri kita secara sadar menyelidiki bagaimana Alkitab berbicara mengenai satu bidang kehidupan tertentu? Apakah kita sering bertanya kepada orang lain, agar dapat membantu kita menerapkan Alkitab pada situasi tertentu? Banyak orang kristiani yang mengaku sering membaca alkitab, pergi ke gereja, namun tidak dapat mengingat apakah ada perubahan atas perilaku mereka yang dihasilkan oleh temuan-temuan baru dalam firman Tuhan. Banyak dari kita yang membawa alkitab ke gereja, namun tidak dapat mengingat kapan terakhir kali Alkitab mengubah kehidupan kita sehari-hari.
Lalu bagaimana cara kita agar semakin dikuasai firman Tuhan? Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membangun ketergantungan kepada firman Tuhan:
1.        Memperdalam hasrat kita terhadap firman Tuhan.
Tanpa makanan rohani, tidak ada pertumbuhan rohani. Salah satu cara untuk menikmati makanan Tuhan adalah dengan mendisplin diri untuk melahapnya. Tidak ada sesuatu yang dapat membuat kita lapar akan Alkitab selain Alkitab itu sendiri.
2.        Meluangkan waktu untuk firman Tuhan.
Jika kita tidak dapat meluangkan waktu, berarti kita tidak bergantung pada Alkitab. Sama seperti meluangkan waktu untuk melahap makanan jasmani, kita pun harus melakukan hal yang sama dengan makanan rohani
3.    Membaca Alkitab setiap hari dan tidak menutupnya sampai kita mengerti setidaknya satu hal yang Tuhan ingin supaya kita lakukan sebagai respons atas bacaan tersebut
4.   Membuat daftar setidaknya lima hal yang selama ini belum kita lihat dengan pandangan alkitabiah. Kemudian, menyelidiki Alkitab dan merenungkan dengan sungguh-sungguh satu hal setiap hari selama lima hari mendatang
5.    Melihat setiap masalah dalam diri kita dan bertanya, “Bagaimana Alkitab menanggapi hal ini?”
Dengan hal ini, seseorang secara nyata menunjukkan bahwa ia mengasihi Tuhan dan mau menuruti kehendak-Nya. Ia mampu melihat kebaikan dan hikmat yang ada dalam jalan Tuhan.     

Bab III. Apakah Anda Makin Banyak Mengasihi?

Kasih adalah tanda dan karakteristik kekristenan. Seseorang bisa saja unggul dalam banyak bidang, seperti kemampuan bersaksi, akademik, pekerjaan, jabatan, kemampuan mengajar, tetapi semua itu kecil nilainya jika tidak disertai pertumbuhan dalam hal paling istimewa bagi umat kristiani – kasih.

Banyak orang yang membanggakan dirinya karena merasa dirinya penuh kasih. Kerap kali kita keliru menggolongkan kasih sebagai natural affection. Dalam kondisi normal, orang tua mengasihi anaknya, anggota keluarga saling mengasihi. Namun, kasih sayang alami hanyalah satu dari beberapa jenis tiruan kasih dari orang-orang yang dipenuhi oleh Roh Kudus. Orang-orang yang dipenuhi kasih akan menunjukkan pertumbuhan setidaknya dalam tiga hal, yaitu kasih bagi sesama orang kristiani, kasih bagi yang terhilang, dan kasih bagi keluarga kita sendiri.

Lalu, bagaimana cara untuk menumbuhkan kasih? Berikut adalah beberapa hal yang dapat dipraktikan agar semakin dewasa dalam kasih karunia yang menyerupai Kristus:
1.    Mengambil waktu untuk merenungkan tentang kasih sebagai tanda paling penting dan unik dari seorang kristiani.
Kasih adalah karunia Tuhan, tetapi bukan karunia dalam pengertian yang sama dengan karunia rohani seperti mengajar yang hanya dimiliki orang tertentu saja. Umat Kristiani sudah seharusnya menunjukkan kasih dalam kehidupan sehari-hari. “Siapa yang tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah” (1 Yohanes 4:8)
2.      Membiarkan hati kita sering-sering dihangatkan oleh nyala kasih Tuhan.
Kita harus mengalami sendiri kasih Tuhan sebelum kasih itu bisa memancar terus-menerus dari diri kita untuk sesama. Hal ini berarti, ketika kita berdoa dan membaca Alkitab, kita harus membiasakan untuk membiarkan aspek kasih Tuhan (terutama Salib) menarik perhatian kita seperti pesona kobaran api di tungku penghangat ruangan.
3. Menemukan keyakinan bahwa Tuhan adalah Bapa kita ketika kita mengasihi seperti Dia mengasihi.
Anak manusia pasti terlahir dengan ciri-ciri manusia, bukan serigala ataupun hewan lainnya. Demikian pula dengan kita, setiap orang yang “lahir” dari Allah (anak-anak Allah) pasti akan menunjukkan kasih karena ciri khas Tuhan adalah kasih.
4.      Menjadikan sikap meneladani Tuhan sebagai sukacita kita
5. Mengenali dalam hubungan-hubungan mana saja kita paling perlu bertumbuh dalam kasih.
Pikirkan orang-orang tertentu ketika kita hendak bertumbuh dalam kasih, bukan sekedar orang secara umum. Hal ini bukan berarti kita tidak perlu menunjukkan kasih kepada orang secara umum.
6. Mengambil inisiatif untuk menyatakan kasih, terutama ketika kecil kemungkinannya kasih kita akan mendapat balasan.
Biarlah sukacita yang kita rasakan karena meneladani Tuhan menjadi penuh, tanpa mempedulikan tanggapan orang lain terhadap kasih yang kita tunjukkan.

Bab IV. Apakah Anda Makin Peka Terhadap Kehadiran Tuhan?

Kapan terakhir kali kita berpikir, “Tuhan hadir di sini?”. Mungkin pada saat mendengar khotbah yang istimewa atau saat berdoa secara khusyuk kepada Tuhan. Sayangnya, kepekaan umat kristiani semakin tumpul terhadap kehadiran Tuhan. Banyak dari kita yang mengetahui bahwa sesungguhnya Tuhan ada di tempat ini, dan aku tidak mengetahuinya. Padahal Yesus pernah berjanji, “Aku akan menyertai kamu senantiasa”. Tumpulnya kepekaan ini mengakibatkan orang jarang berpikir tentang Tuhan, tentang firman Tuhan, dan tentang kehendak Tuhan. Kerap kali, digambarkan bahwa kita perlu menyelami kedalaman jiwa kita untuk menjumpai Tuhan yang berdiam dalam diri kita, atau membayangkan Dia sedang duduk bersama kita. Masalahnya, Alkitab tidak pernah memerintahkan kita untuk melakukannya dan tidak pernah pula menggambarkan pengalaman yang semacam itu. Alkitab justru meminta kita untuk (1) mencari Tuhan melalui firman-Nya, atau (2) mencari Tuhan melalui pengalaman-pengalaman yang dibangun di atas firman-Nya, atau (3) mencari Tuhan dalam keseharian kita sesuai petunjuk firman-Nya.

Lalu, bagaimana kita dapat semakin sadar akan kehadiran Tuhan? Berikut adalah beberapa langkah praktis yang dilakukan untuk membuka mata rohani kita akan kehadiran Tuhan:
1. Meningkatkan frekuensi mengunjungi tempat di mana Tuhan telah menyatakan diri-Nya secara jelas, yaitu Alkitab.
2.  Mencari Dia dalam perwujudan kehadirannya di tengah-tengah ibadah jemaat.
Sebagaimana ada beberapa pegalaman bersama Tuhan yang diberikan hanya dalam penyembahan pribadi, demikian pula ada penyataan-penyataan kehadiran Tuhan yang hanya dapat ditemukan dalam ibadah jemaat, misalnya Perjamuan Kudus
3.  Meneguhkan kembali secara terus-menerus kebenaran bahwa Tuhan itu mahahadir.
Tuhan ada bersama kita, bahkan ketika kita merasa hal itu tidak benar. Hal ini akan mendorong kita agar hidup lebih berpegang pada iman daripada perasaan. Perasaan kita bisa saja mengatakan bahwa Tuhan sepertinya sangat jauh. Akan tetapi, iman dalam kebenaran akan menanggapi, ”Namun, Tuhan ada di sini. Dia berjanji tidak akan pernah membiarkan ataupun meninggalkan saya. Entah saya merasakan kehadiran Tuhan atau tidak, kebenarannya: Tuhan hadir di sini bersama saya setiap waktu dalam hidup saya. Saya akan meyakini kebenaran itu”

Bab V. Apakah Anda Makin Peduli Akan Kebutuhan Rohani dan Jasmani Sesama?

Meskipun kita meyakini urutan prioritas dalam diri kita adalah ajaran yang alkitabiah, kita harus waspada terhadap bahaya yang terkandung dalam kecenderungan kita, yaitu mengabaikan kebutuhan jasmani. Yakobus 2:15-16 bertanya, “Jika seroang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari, dan seorang dari antara kamu berkata, ‘Selamat jalan, kenakanlah pakaian hangat dan makanlah sampai kenyang!’, tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu?” Dengan kata lain, membagikan berkat rohani tanpa memperhatikan kebutuhan jasmani orang itu, tidaklah membawa manfaat bagi siapapun. Penginjilan yang mengabaikan kenyataan bahwa orang yang diinjili itu sedang menderita karena kelaparan sama saja seperti memberitahu orang, “Saya sangat mengasihi Anda dan saya sangat peduli dengan Anda sehingga saya ingin menyampaikan berita yang membawa hidup kekal kepada Anda, tetapi menurut saya, kebutuhan jasmani Anda yang mendasar dan mendesak itu tidak terlalu penting. Intinya adalah ketika kita melakukan sesuatu bagi pemberitaan Injil, kita juga perlu memperhatikan kebaikan sesama. Tuhan tidak mengharapkan kita memenuhi setiap kebutuhan yang ditunjukan-Nya. Bahkan, Yesus sendiri pun tidak memenuhi setiap kebutuhan yang Dia temui. Akan tetapi, Bapa kita yang penuh kemurahan berharap agar kita mendapatkan sukacita yang berlimpah di dalam Dia sehingga, seperti Yesus, kita akan menemukan kegembiraan dan kepuasan ketika kita melayani kebutuhan sesama untuk menyenangkan Bapa kita di surga.


Bab VI. Apakah Anda Menaruh Kesukaan di dalam Mempelai Kristus?

Paulus berkata, “Hai suami, kasihanilah istrimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela” (Efesus 5:25-27). Seperti halnya Kristus, setiap orang yang mendapatkan Roh Kudus akan mengasihi apa yang Yesus kasihi dan apa yang baginya Yesus rela mati, yakni mempelai-Nya, gereja. Kesukaan kepada orang-orang kudus adalah kesukaan yang diberikan Tuhan, bukan sesuatu yang muncul karena adanya tekad dari dalam diri. Menaruh kesukaan itu jauh melebihi sekadar rasa senang biasa. Kesukaan sejati harus diekspresikan. Berikut adalah dua hal yang dapat dipraktikan untuk mengekspresikan kesukaan kita kepada orang-orang kudus Tuhan:
1.   Bertumbuhlah untuk lebih memandang mempelai Kristus dan apa yang dilakukannya sebagaimana Yesus memandangnya.
Ketajaman mata secara fisik cenderung akan melemah seiring bertambahnya usia manusia, tetapi mata iman dari seseorang yang dewasa secara rohani, akan makin tajam dan memiliki kemampuan untuk mengenali hal-hal yang detail. Makin mata kita melihat mempelai Yesus dan karyanya sebagaimana dilihat Yesus, kita akan makin mengasihinya.
2.  Tunjukkan kesukaan Anda di dalam mempelai Kristus dalam cara-cara yang akan membuat perbedaan secara nyata.
Karya gereja setempat merupakan karya Yesus di dunia. Carilah kesukaan yang ditemukan dalam bidang-bidang pelayanan yang tidak kelihatan dan tidak menonjol. Kejarlah kemuliaan rahasia yang tersembunyi di balik pelayanan yang tampaknya biasa. Seberapa pun rendah atau tak berguna tampaknya karya gereja di mata dunia, ini adalah pekerjaan yang akan bersinar dengan kemuliaan Tuhan selama-lamanya.

Bab VII. Apakah Disiplin Rohani Makin Penting Bagi Anda?

Satu hal yang paling berperan dalam menyalakan api pertumbuhan rohani adalah disiplin rohani yang dipraktikan dengan tekun. Disiplin rohani bagaikan alat peniup dan pengorek apai yang menjaga api kekal yang telah Dia kobarkan di dalam diri umat-Nya. Disiplin rohani adalah sarana-sarana yang ditetapkan Tuhan, yang dapat menolong kita mendekat kepada Tuhan, mengalami-Nya, dan diubahkan makin serupa dengan Kristus.

Disiplin rohani dapat dikelompokkan menjadi disiplin rohani pribadi dan kelompok (jemaat). Contoh disiplin rohani pribadi adalah membaca dan merenungkan Alkitab secara pribadi, doa pribadi, berpuasa, dan berwaktu teduh. Contoh disiplin rohani kelompok adalah kebaktian dan doa bersama. Sayangnya, banyak umat Kristiani yang hanya fokus pada salah satu kelompok disiplin rohani.

Lalu, bagaimana cara menjaga disiplin rohani? Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menjaga pertumbuhan rohani:
1.   Semakin bertekun dalam usaha untuk makin serupa dengan Kristus dan menikmati-Nya melalui disiplin rohani, bukan hanya mengejar efisiensi dan menyelesaikan berbagai macam kewajiban
2.  Melawan godaan untuk percaya kepada kerohanian instan atau jalan pintas menuju keserupaan dengan Kristus.
Tidak ada jalan yang cepat dan mudah menuju kedewasaan rohani. Jiwa yang mencari kematangan rohani yang lebih dalam harus disiapkan untuk tugas yang lama dan sulit. Jika kita hendak mencari kerajaan Allah, kita harus mengabaikan formula apa pun yang menjanjikan kepuasan rohani secara instan.
3.     Menyalakan kehidupan rohani kita dengan setidaknya satu sodokan.
Pilihlah setidaknya satu disiplin rohani yang jelas untuk membuat sekurangnya satu sodokan nyata dalam api bagi pertumbuhan jiwa kita.


Bab VIII. Masihkah Anda Berdukacita Karena Dosa?

Makin dekat dengan Kristus, makin kita akan membenci dosa karena dosa sama sekali tidak serupa dengan Kristus. Introspeksi berlebihan bisa jadi adalah dosa. Namun, semangat zaman ini tidak membuat kita cenderung merenungi dosa. Bahkan, hiburan rohani di gereja memiliki ciri-ciri lebih ke kebaktian “penyembahan” dibanding pengakuan dosa. Perlu ada proporsi yang seimbang antara peristiwa pengakuan dosa dalam kehidupan kristiani dengan kemerdekaan tiada banding dari pengampunan dan anugerah keselamatan. “Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur” (Matius 5:4). Ayat ini tidak hendak mengatakan bahwa orang kristiani sebaiknya meratapi dosa setiap saat, tetapi kita harus berduka atas dosa seumur hidup kita.

Dukacita karena dosa tidak boleh hanya merupakan dukacita dari dunia melainkan harus dukacita “menurut kehendak Allah”. Dukacita dari dunia tidak akan menghasilkan pertobatan alkitabiah, tetapi dukacita menurut kehendak Allah akan mengarahkan orang menuju akhir yang benar, yaitu pertobatan dan buah dari pertobatan. Dukacita menurut kehendak Tuhan lebih dari sekadar mengakui ketidaksempurnaan kita. Banyak orang kristiani tidak lagi menunjukkan dukacita dalam pengakuan dosa kepada Tuhan, tak ubahnya seperti seorang anak yang dipaksa bilang “aku minta maaf” kepada ayahnya. Dukacita menurut kehendak Allah atas dosa pasti melibatkan kesedihan yang sangat. Dukacita menurut kehendak Allah juga menghasilkan pertobatan, yakn perubahan cara berpikir mengenai dosa yang membawa kita kepada perubahan perilaku.

Berikut adalah beberapa cara yang dapat kita lakukan jika kita tidak berdukacita karena dosa:
1.     Memohon supaya Tuhan menunjukkan kondisi keberdosaan kita
2.    Berdoa dengan perlahan mengikuti Mazmur 51 dan menjadikan mazmur ini sebagai doa dari dasar diri kita
3.    Merenungkan fakta bahwa dosa kitalah yang memalukan Dia yang kudus dan tak berdosa dari Surga pada kayu salib
4.      Mengabarkan Injil kepada diri kita sendiri setiap hari
Mengabarkan Injil kepada diri kita sendiri berarti kita terus menghadapi keberdosaan kita, kemudian berlari kepada Yesus melalui iman dalam darah-Nya yang telah tercurah dan dalam kehidupan-Nya yang benar.

Bab IX. Apakah Kita Makin Cepat Mengampuni?

Meskipun hati kita membuncah dengan amarah, oleh anugerah Tuhan, ada dorongan di hati kita untuk mengampuni orang lain. Pengampunan adalah kehendak Tuhan dan juga merupakan jalan kembali menuju kemerdekaan dan sukacita.

Tidak seperti hamba yang diceritakan dalam Matius 18: 21-35, hamba Tuhan yang sejati akan menjadi seorang pengampun. Mengetahui bahwa Tuhan telah mengampuni utang dosanya yang tidak mungkin bisa terhapus, ia bersedia mengampuni orang lain. Dan, anugerah Tuhan membuatnya ingin mengampuni dosa-dosa lain yang relatif tidak signifikan dibandingkan dosanya, bukan hanya dengan kata-kata, melainkan dari hati.

Dalam Alkitab, tidak ada istilah “memaafkan dan melupakan”. Tidak hanya itu, Alkitab tidak pernah meminta kita untuk melupakan pelanggaran setelah kita memaafkannya, meskipun terkadang sikap melupakan merupakan buah dari pengampunan. Mengampuni bukanlah komitmen untuk tidak pernah mengingat pelanggaran, tetapi pengampunan adalah janji untuk tidak pernah menggunakan dosa untuk melawan si pelaku dosa di kemudian hari. Meskipun kita tidak mungkin sepenuhnya melupakan pelanggaran, sebaiknya kita memperlakukan orang yang diampuni seolah-olah kita sudah lupa.

Yesus berkata, “Jikalau saudaramu berbuat dosa, tegurlah dia, dan jikalau ia menyesal, ampunilah dia” (Lukas 17:3). Meskipun kesalahan orang itu sangat jelas bagi kita, mungkin saja si pelaku kesalahan bahkan tidak menyadari bahwa kita merasa tersakiti. Jika kita mendapati diri kita tidak dapat mengabaikannya, apa pun bentuk kesalahan itu, dan sulit mempraktikkan 1 Petrus 4:8, yaitu, “kasih menutupi banyak sekali dosa”, maka tanggung jawab kita adalah menolong si pelaku melihat kesalahannya, dan mengusahakan rekonsiliasi.

Orang kristiani sejati suka mengampuni. Karena pengampunan Tuhan atas mereka, orang kristiani sejati akan berpikir betapa indah dan menyerupai Tuhan ketika mereka memberi atau menerima pengampunan. Itulah sebabnya, kesiapan untuk mengampuni adalah suatu tanda yang jelas akan pertumbuhan dalam kesalehan.

Bab X. Apakah Anda Merindukan Surga dan Hidup Bersama-sama dengan Yesus?

Paulus berkata dalam 2 Korintus 5:2, “Selama kita di dalam kemah ini, kita [mengacu kepada tubuh jasmani kita] mengeluh, karena kita rindu mengenakan tempat kediaman surgawi.” Tentu saja, orang Kristiani tidak hanya mendambakan tubuh yang baru dan dimuliakan, tetapi juga semua hal yang berhubungan dengan perubahan tersebut. Jadi, ketika orang kristiani mendambakan pembebasan tubuh, ia juga berharap untuk berada di hadirat Tuhan, yang akan membebaskan tubuhnya untuk hidup di surga selamanya dan menikmati persekutuan yang kekal dengan umat Tuhan.

Kerinduan untuk mengakhiri kehidupan yang melelahkan, serta memulai kehidupan yang baru dan lebih nyaman adalah kerinduan semua umat manusia, bukan hanya orang kristiani. Selain itu, keinginan untuk melihat anak, orangtua, atau pasangan mereka di surga, tidak berarti ia bertumbuh sebagai seorang kristiani. Itu sama sekali bukan tanda iman, melainkan tidak lebih daripada kasih sayang alami. Jadi pertanyaannya bukan hanya, “Apakah kita merindukan surga dan hidup bersama-sama dengan Yesus?”, melainkan juga “Untuk surga yang mana dan Yesus yang mana?”. Orang kristiani yang bertumbuh makin merindukan surga yang kudus, bukan hanya surga yang nyaman. Berharap akan hubungan yang kudus, bukan sekadar nostalgia. Kerinduan yang teramat dalam untuk melihat Yesus yang kudus. Intinya adalah orang kristiani yang bertumbuh mendambakan kekudusan di surga lebih dari segalanya.



Lalu, apa yang dapat kita lakukan agar dapat mendambakan kekudusan surga di atas segalanya?
1.    Menetapkan pikiran kepada perkara yang di atas.
Salah satu cara orang kristiani untuk bertumbuh adalah dengan banyak memikirkan hal-hal besar, subjek yang memiliki kekuatan untuk mengubah hidup. Tidak ada subjek yang lebih berkuasa atau layak dipikirkan, selain Tuhan Yesus Kristus, surga, dan pembebasan tubuh. Orang kristiani yang bertumbuh akan menganggap serius dan bersukacita atas perintah, “carilah hal-hal yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah hal-hal yang di atas, bukan yang di bumi” (Kolose 3:1-2)
2.    Menyucikan diri sebagai persiapan untuk melihat Pribadi Yang Suci
“Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya [melihat Dia], menyucikan diri sama seperti Dia adalah suci” (1 Yohanes 3:3). Kerinduan kita akan kekudusan di surga menarik kita menuju kekudusan sekarang. Kita tidak bisa hanya menunggu kekudusan, tetapi harus mengejarnya.